Pembakaran Mayat (Upacara ngaben)



Lahir, hidup, dan mati adalah hal yang pasti di lalui manusia di bumi. Tapi bagaimana dengan prosesi kematian? Pernahkah anda mendengar tentang upacara pembakaran mayat? Hal itu hanya ada di Bali(Yang di luar Bali umumnya juga di lakukan oleh penduduk asli Bali).

Prosesi pembakaran mayat ini adalah sebuah prosesi awal yang terkait dengan prosesi Upacara Ngaben. Bagi pemeluk Hindu, upacara Ngaben pasti akan dilakukan setelah adanya kematian.

Ada beberapa tahapan dan tingkatan tata cara dalam upacara Ngaben. Karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bagi yang mereka mampu, upacara ini mungkin akan dilakukan oleh keluarganya sendiri, tapi bagi yang kurang mampu, hal ini dapat di lakukan secara berkelompok, dalam cakupan wilayah keluarga besarataupun desa. Ngaben seperti ini Sering disebut dengan upacara Ngaben masal.

Ngaben dapat saja dilakukan beberapa hari setelah meninggal, tapi ada juga yang menunggu beberapa tahun setelah kematian itu, untuk menunggu terkumpulnya biaya atau hal-hal lainya. Pembakaran mayat umumnya dilakukan tiga hari setelah kematian, ada juga yang hanya dikubur biasa tanpa prosesi upacara pembakaran. Namun biasanya mayat itu akan digali lagi dan dibakar ketika menjelang upacara Ngaben tiba.

Kadang setelah pembakaran mayat juga tidak serta merta langsung diikuti dengan upacara Nagben, hal seperti ini disebut Mekinsan di Sang Geni (dititipka pada Dewa Api). Abu pembakaran mayat ini akan dilarung ke laut ataupun sungsi besar yang bermuara di laut. Makna prosesi upacara ini adalah pengembalian unsure badan kasar/jasad kita (mikrokosmos atau Buana Alit ) ke bumi sebagai buana agung atau makrokosmos. Unsur air air kembali ke air, unsure api akan kembali ke api dan seterusnya. Sedangkan roh (Atma) akan menyatu kembali kepada Sang Pencipta.

Bagaimana ?, Anda penasaran dengan adapt istiadat dan keunikan budaya ini ? Ayo, datang saja ke bali!

0 komentar:

Posting Komentar